II.
Manusia dan Kebudayaan
§ Manusia dan Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah
sebagai berikut:
1. Manusia yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakan tubuhnya untuk
memenuhui kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sikap rasional yang bertanggungjawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
3. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan
mengontrol dirinya, dan mampu menentukan arah hidupnya.
4. Makhluk yang dalam proses berkembang dan terus berkembang, tidak pernah
selesai selama hidupnya.
5. Melibatkan dirinya untuk berusaha mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang
lain, dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6. Memiliki potensi yang tidak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang memngkinkan memiliki sifat baik atau jahat.
8. Individu yang dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial,
dan tidak akan dapat berkembang tanpa hidup didalam lingkungan sosial.
§ Kepribadian Bangsa Timur
Bangsa timur dikenal
dengan bangsanya yang ramah. Mempunyai sifat toleransi yang tinggi serta tolong
menolong. Menurut bangsa barat saat berkunjung, mereka berpendapat bahwa bangsa
timur baik dan ramah. Bangsa timur dalam berpakaian pun tergolong sopan. Bangsa
timur juga sangat menjungjung tinggi adat istiadat dan melestarikan
kebudayaannya masing-masing.
§ Unsur, Wujud, dan Orientasi Kebudayaan
Unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan meliputi
seluruh kebudayaan didunia, baik yang kecil bersahaja, dan terisolasi, maupun yang besar, kompleks, dan
memiliki jaringan yang luas. Menurut konsep B. Malinowski, kebudayaan di dunia
mempunyai tujuh unsure universal yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem teknologi
3. Sistem mata pencaharian
4. Organisasi sosial
5. System pengetahuan
6. Religi
7. Kesenian
Wujud Kebudayaan antara lain:
a. Wujud gagasan (ideal)
Budaya dalam wujud gagasan
ide ini bersifat abstrak. Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap
individusejak dini menentukan sifat dan cara berikir serta tingkah laku warga
pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai
hasil karya manusia berdasarkan system nilai, pola pikir, dan tingkah laku. Wujud
budaya dalam sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
b. Wujud perilaku (aktivitas)
Wujud perilaku ini
berisfat konkrit. Contoh: penari yang sedang menari dengan gemulai, pelajar
yang sedang mengikuti pelajaran di sekolah dan lain-lain. Masing-masing
aktivitas tersebutberada dalam satu sitem tindakan dan tingkah laku.
c. Wujud benda hasil budaya (artefak)
Semua benda hasil karya manusia bersifat konkrit. Kebudayaan
dalam wujud konkrit ini disebutkebudayaan fisik. Contoh : bangunan-bangunan
megah seperti Piramida, jam besar Big Ben, peralatan rumah tangga dan
lain-lain.
Orientasi Kebudayaan
Orientasi atau fokus dari
nilai budayaadalah untuk membahasa dan juga untuk menyelesaikan 5 permasalahan
dalam hidup yaitu:
1. Masalah hakikat hidup
2. Hakikat kerja atau karya manusia
3. Hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
4. Hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar
5. Hakikat manusia dengan manusia sesamanya.
§ Perubahan Budaya dan Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia
dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya walaupun keduanya berbeda
tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan
setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan itu mengatur manusia agar sesuai dengan nya. Dari sisi lain,
hubungan antara manusia dengan kebudayaan ini
dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat,
maksudnya saling terkiat satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui
tiga tahap yaitu:
a. Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan manusia dengan membangunn dunianya.melalu
ekternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buat manusia.
b. Obyektifasi, proses dimana masyarakat menjadi realisasi obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusiadan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.
c. Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya,
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar ia dapat hidup dengan
baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Sumber: